Pertengahan Maret tahun 1999lalu Judi poker terbaru, Tejadi tragedi Sambas terulang kembali. Kala itu bukan antar etnis Madura-Dayak, tetapi antara Madura dengan Melayu. Ribuan rumah hangus terbakar, dan ratusan orang meninggal.
Suku Madura menjadi sasaran konflik karena dianggap mewakili kaum pendatang yang menjarah kekayaan milik orang Dayak Agen poker. Selain itu, etnis Madura juga dikenal agresif, baik dalam keseharian atau mencari nafkah. "Tapi, ini hanya salah satu sebab. Dalam konflik seperti ini, penyebabnya tidak tunggal tapi kompleks,"
Sebelum etnis Madura masuk Kalbar, sekitar 1902 Agen domino, budaya Melayu dan Dayak relatif menjadi panutan. Nilai-nilai budaya kelembutan, kesantunan, penghormatan yang tinggi terhadap hukum adat.
Dimana masuk masyarakat Madura yang berbudaya tegalan di lahan kering dan tandus. Budaya ini tidak ditransformasikan, tapi sebaliknya cenderung dipelihara Judi poker domino, sehingga secara diametral bertentangan dan menimbulkan konflik etnis antara Dayak dengan Madura. Yaitu konflik antara lembaga budaya.
Itu yang terjadi di Kalbar, bagaimana di Kalteng? Agen bandar kiu Prof Usop bahkan lebih terang-terangan melihat etnis Madura sebagai biang konflik. Masyarakat Dayak, katanya, sebenarnya menyukai hidup damai, bersifat terbuka, dan dapat menerima warga pendatang. Asal, mereka bisa beradaptasi dan menghargai budaya dan masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar